Palang Merah Indonesia (PMI) Propinsi Sumatera Utara (Sumut) memproduksi ribuan pelindung wajah untuk dibagikan ke masyarakat. Penyaluran pelindung wajah itu diharapkan dapat menunjang berbagai aktivitas masyarakat yang mulai kembali dipulihkan. Promosi dan edukasi kesehatan akan terus digalakkan PMI sebagai upaya pencegahan penularan covid-19.

Sebanyak 3.800 buah pelindung wajah dibagikan PMI Sumut ke masyarakat. Pelindung wajah yang diproduksi relawan itu, umumnya, dibagikan PMI masyarakat di pasar. Kepala Markas PMI Sumut Ade Yudiansyah menerangkan, pembuatan serta penyaluran pelindung wajah itu merupakan bagian dari program ‘Menuju Pasar Tradisional Bebas Covid-19’.

“Program ini sesuai arahan Ketua PMI Sumut Doktor Rahmat Shah. Sudah ada 20 pasar yang membuat MoU (Memorandum of Underestanding) dengan kami, bahkan sudah ada 30 pasar yang meminta pelayanan kami, tapi karena keterbatasan kami tidak bisa layani semua,” terangnya saat dihubungi, Sabtu (11/7/2020).

PMI Sumut berencana memproduksi 10.000 pelindung wajah untuk disalurkan ke masyarakat. Ade mengatakan, dalam sehari relawan PMI Sumut memproduksi sebanyak 200 buah pelindung wajah.

Ade menilai, penggunaan pelindung wajah amat penting untuk menunjang penggunaan masker. Pelindung wajah produksinya ini diklaim dapat melindungi penggunanya dari virus dalam cipratan atau droplet orang lain.

“Menurut saya sangat dibutuhkan untuk menahan droplet, untuk menunjang masker juga, apalagi di tempat keramaian seperti pasar,” jelasnya.

Selain membagikan pelindung wajah, PMI Sumut juga memberikan edukasi disinfeksi mandiri kepada pengelola dan pedagang pasar. Ini, katanya, dilakukan agar masyarakat bisa secara mandiri menjaga lingkungannya terhindar dari penularan covid-19.

“Jadi kami sebutkan di MoU itu, pengelola pasar akan kami dampingi selama satu pekan, kami semprot pasar sebelum buka dan setelah buka, sambil kami ajarkan juga disinfeksi mandiri,” katanya lagi.

Pelayanan secara gratis yang dilakukan PMI Sumut ini diharapkan dapat menggerakkan keaktifan masyarakat dan pemerintah setempat. Menurut Ade, upaya mencegah dan mengendalikan virus tersebut akan lebih efektif bilamana semua pihak terlibat.

“Kegiatan kami ini pemantik saja. Target kami supaya pemerintah melakukan hal yang sama,” tukasnya.

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *